Dharmasraya – Bahkan, sebuah harapan besar tertumpang pada Bupati Sutan Riska saat menjadi orang nomor wahid di daerah ini. Dimana, dalam salah satu Visi dan Misi nya, akan melakukan pembangunan dari pinggiran.
Kini, sebanyak 83 Kepala keluarga (KK)dua jorong di Nagari Banai, masih menjadi daerah terisolir dan tak tersentuh pembangunan infrastruktur.
Hal itu terlihat dari kondisi jalan utama menuju dua jorong yang juga menjadi jalan penghubung ke kantor walinagari banai tersebut, layak nya jalan yang di lalui oleh kerbau.
“Kami yo maraso jadi anak tiri di daerah sendiri, kata Zulfajri, warga setempat yang berbincang bincang dengan para kuli tinta baru-baru ini.
Hal yang sama juga di ucapkan oleh, Mardi. Ia mengaku kondisi jalan tersebut sudah menjadi makanan sehari hari warga setempat.
“Kami ini akan teringat oleh bupati, saat akan mencalon saja,” ucapnya penuh kesal sambil menepuk meja.
Bukan hanya jalan yang layaknya kubangan kerbau, beradunya semak belukar menambah indah pemandangan di nagari yang jauh dari pusat Kabupaten itu.
Sehingga, wajar saja pemerintah daerah melupakan jorong terisolir tersebut.
“Ada dua jorong, yakni Jorong Lubuk Labu dan Sungai Limau yang sangat memperihatinkan,” kata Walinagari Banai, Kecamatan IX Koto, Irmandes, via WhatsApp,Kamis (2/1/2025).
Ia mengatakan, ada sebanyak 83 kepala keluarga yang tinggal di dua jorong tersebut. Yakni, Jorong Lubuk Labu 42 KK dan Jorong Sungai Limau 41 KK.
“Lebih kurang ada sekitar 17 Kilometer jalan tersebut,” katanya kepada awak media.
Ia menjelaskan, kondisi jalan penghubung dan jalan utama tersebut, sudah di sampaikan oleh pihak nagari ke semua pihak, untuk di lakukan pembangunan.
“Keluhan sudah kami sampaikan ke semua pihak, tapi masih juga masih menunggu hingga kini,” ucapnya.
Pihaknya berharap, pemerataan pembangunan juga dapat dirasakan oleh masyarakat di dua jorong itu. Sehingga, kondisi jalan tidak lagi menjadi kendala bagi warga.
“Kita hanya bisa berharap, pemerintah dapat mendengar keluhan masyarakat dan melakukan pembangunan,” harapnya.(*)