Dharmasraya – Plt Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Dharmasraya, Yahya menyayangkan sikap pemerintah daerah, yang di melecehkan marwah PWI pada acara upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2025, di halaman kantor bupati setempat.
“Saya selaku Plt PWI Dharmasraya di undang dalam upacara Sumpah Pemuda ini, namun tidak ada kursi untuk PWI,” ucapnya dengan nada kesal, Selasa (28/10/25).
Ia menilai, bahwa tidak adanya fasiltas kursi tempat duduk untuk PWI dalam upacara tersebut, jelas secara tidak langsung, pemerintah daerah telah melecehkan marwah PWI.
“Sikap ini jelas melecehkan marwah PWI, jika pemerintah daerah tidak ingin bermitra dengan PWI, kami bisa mengambil sikap,” tegasnya.
Ia menjelaskan, setelah adanya komunikasi antara Plt Ketua PWI dengan beberapa pihak di lingkup Pemkab Dharmasraya, kursi PWI baru di sediakan oleh protokoler.

“Setelah kita temui beberapa pihak, baru di sediakan kursi untuk Ketua PWI, yang di tulis dengan tulisan tangan,” jelasnya.
Yahya mengatakan, sikap melecehkan marwah PWI ini tidak lagi kali pertama, bahkan sudah dua kali.
“Ini sudah yang kedua kali, pertama saat upacara HUT RI, dan kali ini saat Upacara Sumpah Pemuda,” katanya.
Ia menjelaskan, bahwa PWI bukan organisasi kemasyarakatan. Melainkan, sebuah organisasi profesi yang seluruh anggotanya merupakan wartawan.
“PWI ini organisasi profesi bukan Ormas, jadi jika PWI disamakan dengan Ormas, pemerintah daerah perlu banyak belajar lah,” sebutnya.
Terpisah Kabid Pariwisata, Benny Mandala Putra menyebut, tanggungjawab pihaknya hanyalah melakukan persiapan upacara dan menyampaikan undangan. Di hari pelaksanaan upacara present card tempat duduk PWI tidak ditemukan oleh pihak protokoler, namun entah dimana diletakan.
“Tadi saya sudah bersama Plt Ketua PWI, Yahya. Cuman present card ini tidak ditemukan oleh adek- adek protokoler. Setelah Yahya sudah meninggalkan lokasi upacara, barulah present card PWI ditemukan,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkab Dharmasraya, Roby Suhendra mengaku bahwa present card untuk PWI itu ada, begitu juga dengan kursi tamu.
“Ini hanya miskomunikasi saja. Dan kami minta maaf atas kejadian ini,” pungkasnya.
Sementara itu, Pejabat Sekretaris Daerah Jasman Rizal, yang hingga kini masih berada di Jatinangor saat dikonfirmasi via WhatsApp belum berkomentar mengenai langkah apa yang akan diambil oleh pemerintah daerah atas kejadian tersebut.
Sebab, saat dikonfirmasi pada pukul 09.11 Wib, hingga berita ini dibuat, belum ada tanggapan resmi dari Pj Sekda.(*)




