Pembabatan Hutan jadi Penyebab Banjir di Dharmasraya 

Pembabatan hutan secara besar besaran untuk di jadikan perkebunan sawit oleh sebagian masyarakat, dinilai menjadi penyumbang terbesar terjadinya banjir di sejumlah wilayah di Kabupaten Dharmasraya.

Banjir yang terjadi di beberapa daerah di Dharmasraya, baru-baru ini.

Dharmasraya – Pasalnya, banjir yang melanda sejumlah nagari di daerah itu, buntut dari terjadinya pendangkalan sungai sehingga meluapnya air ke pemukiman warga.

“Jadi perlu dilakukannya normalisasi sungai, agar banjir bisa di atasi,” kata Kepala Bidang Sumber daya air PU Kabupaten Dharmasraya, Wili Kurniawan, Selasa (11/03/25).

Ia menilai, pembukaan lahan perkebunan sawit secara besar besaran oleh masyarakat, sangat berdampak besar terjadinya pendangkalan sungai.

“Kerna saat hujan, tanah akan tergerus air hingga ke sungai dan terjadi pendangkalan,” sebutnya saat di konfirmasi.

Dirinya mencatat, setidaknya ada sembilan sungai yang memberikan potensi besar terjadinya banjir, saat musim hujan maupun air kiriman.

Sembilan sungai itu yakni, Sungai Batang
Batang timpeh, Sungai Batang Siat, Sungai Batang Nabuan, di Koto Besar, Sungai Batang Amomong di Kecamatan IX Koto.

Lalu, Sungai Batang Pangian Kampung Surau Nagari Gunung Silasih, Batang Haru di Lubuk Bulang serta Batang Siat Koto Baru.

“Semua sungai itu, terjadi Pendangkalan, penyempitan, yang sebabkan oleh, alih fungsi lahan, pembukaan lahan sawit besar besaran, loging dan mining juga turut menyumbang,” jelasnya.

“Untuk wilayah Kabupaten Dharmasraya, ada sebanyak 89 Sungai, dan sembilan di antaranya perlu Normalisasi agar tidak banjir,” ucapnya.

Untuk mengantisipasi banjir tersebut, pihaknya telah melakukan beberapa langkah. Seperti, berkoordinasi dengan pihak Balai Wilayah V Sumatera Barat.

“Kita juga telah ajukan data sungai yang patut untuk di Normalisasi ke Balai dengan mengajukan proposal, karena Normalisasi kewenangan Balai,” katanya

Dikatakanya, pada tahun 2024 ada dua sungai yang di lakukan penangan oleh pihak balai. Yakni, Normalissau dan DAM Batang Timpeh serta DAM Batang Siat Koto Baru.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *