Padang – Biasanya, bus-bus berjejer parkir menunggu penumpang, serta agent – agent bus memperebutkan penumpang. Tapi, siang ini sepi. Tak ada kemacetan yang ditimbulkan oleh bus – bus AKAP yang parkir berjejer, Sabtu (18/1/2025).
Seorang agen bus antar kota dalam provinsi (AKDP) di tikam dengan pisau hingga meregang nyawa oleh agent bus yang lain di lingkungan Universitas Negeri Padang (UNP). Penikaman ini berawal saling rebut penumpang oleh dua agent bus ini.
Jelas, kematian agent bus di Kampus UNP ini sebagai tamparan untuk Pemprov Sumbar yang lemah Pemprov Sumbar memberikan layanan terminal yang layak bagi masyarakat Sumbar dan pengusaha bus AKDP.
Terminal Anak Aia yang di gadang-gadangkan sebagai solusi terminal bus di Kota Padang, keadaannya sekarang cukup memprihatinkan.
Hanya bus Trans Padang yang melewati jalur terminal yang di resmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Terminal Tingkir, Jawa Tengah pada 13/12/2023 yang lalu.
Peresmian ini sejalan dengan peresmian tiga terminal penumpang tipe A, yakni Terminal Tingkir Salatiga (Jawa Tengah), Terminal Paya Ilang, Takengon (Aceh), dan Terminal Anak Air, Padang, Sumbar.
“Akibat penusukan sesama agent bus di lingkungan UNP, kami takut dan was – was untuk beraktivitas. Petugas keamanan kampus kurang awas melihat aktivitas orang luar yang bertandang ke kampus,” ucap Ayu salah seorang mahasiswa UNP.
Menurutnya, dengan di jadikannya jalan raya di depan Kampus UNP menjadi terminal bayangan oleh bus – bus AKDP berpeluang menimbulkan tindakan kejahatan yang berkelanjutan di kemudian hari.
“Lihat saja, maling motor dengan nyamannya mencuri motor di lingkungan UNP. Pengemis dengan leluasanya mencuri laptop di mesjid Raya Al-Azhar UNP.”
“Sekarang, penusukan agent bus dengan sebilah pisau akibat berebut penumpang. Esok apalagi,” jawabnya penuh ketakutan.
Harus Satu Suara
Salah seorang dosen Departemen Biologi UNP Drs. Ardi, M.Si mengkritisi Polsek, Satlantas dan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya tidak satu suara dalam menegakan peraturan.
“Saya melihat tidak ada koordinasinya antar instansi pemerintah tentang penertiban AKDP yang mangkal ini.”
“Hal ini telah lama terjadi, jelas terjadinya ketidakjelasan penerapan aturan semakin jelas akibat terminal bayangan ini.”
“Imbasnya, penertiban jalan di depan Kampus UNP menjadi terminal bayangan dapat di tertibkan,” ucapnya.
Lebih lanjut, Ardi meminta instansi terkait untuk mengumpulkan pengusaha angkutan terkait dalam hal sosialisasi.
“Saya berpendapat, instansi terkait dapat berkoordinasi dengan pengusaha bus, termasuk agent bus AKDP yang melarang menjadikan jalan Hamka sebagai terminal bayangan.”
“Jika masih terjadi, akan diberikan tindakan tegas oleh pemangku kebijakan,” pintanya.
Hal senada juga di ungkapkan Sekretaris UNP Dr. Erianjoni.
Sebelum kasus penusukan sesama agent bus AKDP yang menimbulkan kematian ini, pihaknya telah lama meminta instansi terkait untuk membebaskan jalan sepanjang UNP sebagai terminal bayangan.
“Kita sangat menyesalkan adanya kasus penusukan yang berakibat kematian di lingkungan UNP.”
“Kejadiannya terjadi dekat pintu keluar Fakultas Ilmu Sosial (FIS). Kami sudah lama meminta instasi terkait membebaskan jalan sepanjang jalur UNP ini untuk di jadikan terminal bayangan.”
“Satpam kami pun telah melarang, tapi bus AKDP masih ngetem di situ untuk mencari penumpang,” ujarnya.
Erianjoni menambahkan, akibat di jadikannya jalan raya depan kampus UNP dijadikan terminal bayangan bus AKDP, banyak terjadi kecelakaan saat mobil dan motor yang akan keluar masuk Kampus UNP.
“Karena pintu masuk dan keluar terhalang bus AKDP yang parkir, banyak terjadi kecelakaan.”
“Kita sudah wanti – wanti dan berkoordinasi dengan instansi terkait. Tetapi, kehadiran bus – bus AKDP ini merusak kenyamanan kampus,” tutupnya.
Terpisah, anggota DPRD Kota Padang Rustam Efendi menyesalkan terjadinya penusukan hingga hilangnya nyawa sesama agent bus yang berebut penumpang di depan kampus UNP.
“Saya menyesalkan ini terjadi. Ini menandakan lemahnya pemerintah dalam menghadirkan terminal yang nyaman bagi masyarakat di Kota Padang,” ucapnya.
Rustam Efendi menambahkan juga, kehadiran terminal Anak Aia saat ini bak buah simalakama juga.
“Saya melihat, terminal Anak Aia fungsinya belum bisa di optimalkan. Di sana sarana dan prasarana belum mendukung.”
“Akses jalan yang kurang, tentu akan menimbulkan permasalahan yang baru, seperti anak – anak yang tertabrak bus, atau bus yang memaksakan menerobos perlintasan sebidang rel kereta api,” ucap mantan sopir angkutan kota di Kota Padang ini.
Duduk Bersama
Ia berharap, harus ada sinkronisasi atar OPD di Pemko Padang dan Sumbar dalam menyelesaikan permasalahan terminal di Kota Padang.
“Mereka (pemerintah) harus duduk bersama untuk mencari solusi. Jangan ada masalah, baru di cari solusi.
“Cukup kasus kejadian agent bus terbunuh oleh agent bus terjadi di lingkungan kampus. Kampus itu lingkungan akademisi, bukan dijadikan terminal bayangan,” tegasnya.
Di sisi lain, Rustam Efendi menjelaskan, terbunuh akibat berebut penumpang, menandakan iklim ekonomi di Kota Padang tidak baik – baik saja.
“Terbunuh akibat berebut penumpang, sama dengan terbunuh berebut untuk makan. Pemko Padang harus menggeliatkan ekonomi di Kota Padang yang lesu. Harus bisa menata pasar agar menggeliat,” jabarnya.
Sebelumnya, seorang agen bus AKDP di tusuk dengan sebilah pisau oleh agent bus AKDP yang lain. Penusukan ini terjadi di lingkungan kampus UNP.
Setelah melakukan penusukan, pelaku yang berinisial SC (47) berhasil diamankan oleh pihak keamanan kampus UNP untuk di serahkan ke pihak Polresta Padang.
Korban, Yandra Saputra, seorang pria berusia 39 tahun yang juga bekerja sebagai agen Bus AKDP Sarah, meninggal dunia setelah ditusuk di bagian dada kiri.
Sedangkan pelaku merupakan agent bus Tintin yang berusia 47 tahun. Kejadian penusukan ini berlangsung pada hari Jumat (17/1) sekitar pukul 16.00 WIB. (*)